Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Cina Ungkap Tinta Cumi-Cumi Bisa Hambat Kanker

image-gnews
Cumi-cumi (kelas Cephalopoda). (Live Science)
Cumi-cumi (kelas Cephalopoda). (Live Science)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Peneliti asal Wuhan University, Cina, Pang-Hu Zhou dan Xian-Zheng Zhang menemukan bahwa nanopartikel dari tinta cumi-cumi dapat menghambat pertumbuhan kanker atau tumor. Penelitan tersebut terbit dalam edisi terbaru jurnal ACS Nano.

"Kami menemukan nanopartikel alami dari tinta cumi-cumi dengan biokompatibilitas yang baik yang secara efektif dapat mencapai imunoterapi tumor dan terapi fototermal secara bersamaan," kata Zhang kepada laman Phys, Senin, 22 Juli 2019. "Temuan ini mungkin menginspirasi lebih banyak eksplorasi bahan alami untuk aplikasi medis."

Tinta cumi-cumi, yang disemprotkan biasanya untuk mencegah serangan predator. Tinta itu mengandung nanopartikel yang sangat menghambat pertumbuhan tumor kanker pada tikus. Nanopartikel sebagian besar terdiri dari melanin bersama dengan asam amino, monosakarida (gula sederhana), logam, dan senyawa lainnya.

Pang-Hu Zhou dan Xian-Zheng Zhang menunjukkan bahwa nanopartikel memodifikasi fungsi kekebalan pada tumor, dan ketika dikombinasikan dengan iradiasi, hampir dapat sepenuhnya menghambat pertumbuhan tumor.

"Imunoterapi tumor memerangi kanker dengan merangsang sistem kekebalan tubuh sendiri. Salah satu strateginya adalah menargetkan leukosit, atau sel darah putih. Makrofag adalah leukosit dominan yang ditemukan pada beberapa tumor, dan mereka dapat mengambil satu dari dua bentuk, M1 atau M2," demikian tertulis dalam penelitian.

Fenotipe M1 menelan dan menghancurkan sel-sel tumor melalui proses fagositosis dan dengan aktivasi sel T (sel darah putih lainnya). Di fenotipe M2, fungsi kekebalan ditekan, memungkinkan pertumbuhan tumor untuk terus tidak terkendali. Dalam lingkungan tumor, fenotipe M2 hampir selalu lebih banyak dari pada fenotipe M1.

Setelah mengkonfirmasi biokompatibilitas nanopartikel, peneliti melakukan beberapa percobaan baik secara in vitro dengan sel-sel tumor dan in vivo dengan tikus yang menderita tumor. Dalam percobaan in vitro, peneliti menemukan bahwa iradiasi partikel nano dengan iradiasi inframerah hampir membunuh sekitar 90 persen sel tumor, meskipun partikel nano hampir tidak menunjukkan sitotoksisitas tanpa iradiasi.

"Tim peneliti kami sedang mempelajari potensi biomedis dari bahan-bahan alami seperti rambut, tinta cumi, bakteri, jamur, bahkan sel-sel tubuh manusia sebagai pembawa obat terapeutik," kata Zhang. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tikus, perawatan nanopartikel terbukti efektif baik sendiri maupun dalam kombinasi dengan iradiasi, walaupun iradiasi lebih meningkatkan hasilnya. Pencitraan bioluminescent mengungkap bahwa tikus yang diobati menunjukkan bioluminesensi tumor yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol.

Tikus yang diobati dengan nanopartikel dan iradiasi menunjukkan penghambatan pertumbuhan tumor yang hampir lengkap. Dengan melakukan analisis gen, peneliti mengidentifikasi 194 gen yang diekspresikan berbeda dan terlibat dalam fungsi kekebalan tubuh serta terkait dengan regulasi respon inflamasi dan pembunuhan sel, dan diatur naik atau turun oleh pengobatan.

"Dengan mengambil inspirasi dari alam dan memanfaatkan karakteristiknya sendiri, kami berharap menemukan beberapa penelitian berharga yang akan memberikan solusi baru dan efektif untuk pengobatan penyakit klinis," tutur Zhang.

Analisis menunjukkan bahwa jalur pensinyalan tertentu bertanggung jawab untuk konversi makrofag M2 menjadi makrofag M1. Mekanisme ini tidak hanya mengarah pada fagositosis sel tumor, tetapi juga merangsang sistem kekebalan untuk menghasilkan berbagai faktor antitumor, yang semuanya berperan dalam menghambat pertumbuhan tumor.

ACS NANO | PHYS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

18 jam lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

12 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

12 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

17 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.